Rabu, 27 Februari 2008

Agama Dan Kepentingan Politik Kampus

Agama adalah keyakinan seseorang untuk percaya kepada Tuhan. Orang yang beragama otomatis orang itu pun pintar karena dapat memahami apa yang harus ia lakukan untuk tetap bertaqwa dan bersyukur atas pemberian Tuhanya. Namun seiring dengan perkembangan zaman, sekarang terjadi persaingan yang ketat untuk mencapai tujuan baik itu kepentingan, kekuasaan, jabatan, dan popularitas.
Saya mencoba menggambarkan sebuah kondisi di Kampus UNJ yang notabene nya adalah sebuah universitas negeri bekas IKIP. Tentu Image pendidikan dan kuliah untuk mencetak para guru masih melekat di UNJ. Dan ingat UNJ sendiri bukan kampus yang berlandaskan pada agama dalam hal ini kampus Islam seperti di kampus UIN Syarif Hidayatullah Ciputat.
Namun kondisinya sampai saat ini sangat mengherankan. Bagaimana tidak, sekarang di kampus UNJ banyak muncul BSO (Badan Semi Otonom) di tiap-tiap fakultas yang mengatasnamakan Islam bahkan islamnya cenderung radikal. Ya dengan adanya BSO itu sendiri sudah tentu otomatis menguasai perpolitikan kampus seperti halnya pemilihan ketua BEM baik dari mulai tingkat jurusan, fakultas, dan universitas.
Maka kita jangan heran, kenapa yang terpilih menjadi ketua ataupun anggota BEM universitas, Fakultas, maupun Jurusan “kebanyakan” adalah “Anak Mushola” orang-orang yang bisa kita sebut seakan – akan memanfaatkan, “menjilat” dan mengeksploitasi serta memperkosa nilai-nilai agama itu sendiri. Terlepas dari urusan dosa dan pahala adalah urusan Tuhan, namun dapat kita lihat bahwa Agama yang seharusnya dijalankan dengan baik namun di selewengkan dengan faktor kepentingan untuk mencapai kekuasaan belaka.
Didalam Islam sendiri Mengajarkan konsep Habluminnawllah yaitu hubungan manusia dengan Allah SWT dan Habluminnannas yaitu hubungan manusia dengan masyarakat. Dua konsep tersebut seakan-akan tidak dijalani oleh “mereka” . berkaitan dengan konsep pertama. Mereka memang kita harus akui. Sholatnya rajin, mengajinya bagus, tapi dibalik itu semua mereka juga menginginkan menjadi orang-orang yang duduk di BEM. Berkaitan dengan konsep kedua. Mereka seolah-olah tidak peduli dan mengacuhkan serta menjauhi keberadaan komunitas lain yang tujuanya berbeda dengan visi kelembagaan mereka.
Walaupun ada konsep politik islam, Yang namanya politik itu pasti kotor karena menggunakan berbagai macam cara untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi lebih baik jangan bawa-bawa Agama sebagai senjata untuk melakukan Manuver Politik untuk mencapai kekuasaan karena Agama bersifat suci dan murni yang diberikan Tuhan Kepada Kita.
Selama politik di UNJ masih dimonopoli oleh ideologi yang berupa Agama dalam hal ini mereka mengatas namakan islam, Maka proses demokrasi tidak akan berjalan dengan baik. Kita akan bodoh, semakin bodoh, dan akan terus menerus dibodohi.





Delano Trias Prasetyo
Mahasiswa Semester VI
Sosiologi Pembangunan UNJ

Tidak ada komentar: